Sehari setelah Sari bermalam dirumahku, tiba – tiba aku dapat kabar yang mengejutkan dari Omku. Dia bilang perusahaan milik keluarga Dika sudah di cabut dari kepemilikan. Aku juga gak ngerti, itu juga om ngirim lewat pesan email. Bagaimana mencari Dika ya? Kasihan Sari sekarang dia yang harus tanggung sendiri tanpa ada yang membantunya. Sekarang aku harus ke sekolah untuk mengecek apa Sari masuk atau tidak.
“Bi, yang lain pada kemana?” tanyaku pada bibi yang lagi menyiapkan sarapan.
“Duh, mba tadi bapak dan ibu gak sempet pamit sama kamu. Katanya mba dibanguninnya susah. Mereka kalo gak salah mau keluar kota untuk beberapa hari ini.” Jawab bibi seadanya.
“Kok gitu sih? Udah jadi calon anak tiri lagi nih gue, bi.” Jawabku kesal dan langsung berangkat kesekolah.
Sesampainya disekolah, pelan – pelan aku perhatikan tiap koridor apakah Sari ada disitu atau tidak. Hm….. Sejenak aku ke kantin sebentar. Oupsss… Wika menumpahkan minuman mocca ke bajuku.
“Oupsss…. Maaf ya, gue gak sengaja” ucap Wika dengan nada sinis.
“Kalo loe mau sengaja juga gak kenapa sih, tapi biar infas………….” semua terdiam dan aku mengambil minuman Wika dan menumpahkan juga kebaju Wika.
“Gue juga mau dong, tapi gue sengaja” jawabku sinins juga.
Wika terlihat kesal karena aku menumpahkan minuman itu persis yang dilakukan Wika ke aku.
“Loe, ya!! Berani loe sama gue? Dasar cewek ganjen!” ucap Wika.
“Yang ganjen tuh siapa? Lagian loe tuh siapa disini? Donatur bukan, yang punya sekolah bukan, bayaran aja belum lunas. Udah ah, percuma rebut gak jelas sama loe, hanya membuang banyak waktu.!” Aku langsung berpaling dan meninggalkan Wika.
Kejadian tadi sempat membuat aku kesal, tapi aku kalahkan dahulu rasa kesalku, hari ini harus fokus untuk menolong Sari dari masalahnya. Terlihat dari jauh sudut koridor kelas, ada Rina dan Dian yang lagi ngobrol sambil berjalan. Di dekat ruang guru juga ada Rifki yang lagi bawa buku anak – anak sekelas. Di pinggiran tangga si Adnan sama Eko. Aku pun melangkahkan kakiku ke kelas dengan kecepatang tinggi. Karena cepatnya jalanku, aku pun menoleh kebelakang tak sadar langsung, GUBRAK. !!!! Gue nabrak orang lagi. But kali ini kayaknya beda banget rasanya. Ough…… Sakitnya kepalaku.. Aku nabrak tiang koridor. Anak – anak yang ada disitu pada ngetawain aku. Oh, mamamama,,, malu banget. Eh, ada cowok yang nolongin aku waktu aku bangun sempoyongan gitu. Aku ngerasa deket banget sama dia. Padahal aku gak tahu dia siapa karena mata aku juga masih kunang – kunang. Saat aku menegaskan penglihatan aku kembali, ternyata yang menolongku ini adalah cowok yang waktu itu nabrak aku juga. Kenapa pertemuan aku dan dia selalu dengan judul adegan kayak gini? Apa gak ada judul yang bagus gitu. Cowok itu tersenyum padaku.
“Thanks ya, kenapa selalu loe yang nolong gue? Tadi kan gue gak nabrak loe. ATpi gue nabrak tiang” tanyaku.
“Ya sama- sama juga terima kasihnya. Oh, mungkin hanya kebetulan saya lewat dan kamu juga tertabrak juga dan kita ketemu lagi deh” jawabnya.
Rifki memandangi aku yang lagi oon banget. Rina dan Dian langsung menghampiri aku. Sedangkan genknya Wika malah asyik – asyiknya ngetawain aku.
“Oh, iya waktu itu loe nanya nama gue, tapi gue belum tahu loe siapa?” tanyaku.
“Hey, Mon. Loe gak kenapa – kenapa kan? Loe napa tadi kayaknya buru – buru banget, ya?” Tanya Dian yang memotong pembicaraan aku dan cowok itu.
“Ah, gue gak kenapa – kenapa kali. Mungkin karena gue tadi ngeliat setan lewat jadi nabrak deh” ucapku sambil ketawa. Tapi cowok itu malah kabur tahu kemana jalannya.
“Di, loe tahu cowok yang tadi disamping gue gak?” tanyaku.
“Au, tadi langsung cabut, napa? Romeo loe ya? Karena udah nolongin loe gitu? Jawab Dian.
“Udahlah, Mon. Jangan mimpi disiang bolong kayak gini” sambung Rina. Kami pun langsung menuju kelas. Hari ini adalah hari pertama untuk ulangan semester ganjil. Pelajaran yang pertama adalah Agama dan Pkn. Duduk sendiri dengan nomor perserta yang abjadnya mulai dari A. Satu ruangan hanya ada 15 orang. Kebetulan aku diruang satu. Dian diruang dua, Rina, Rifki dan Sari diruang empat. Pas banget bel mulai ujian pun dimulai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar