"Welcome to my novel's"

Bagi kamu pecinta novel remaja khususnya ttg (perasaan) nih aul buat novel khusus unik, menarik, dan ada religiusnya juga loh,, makanya, baca terus series episode terbarunya___^

Kamis, 04 November 2010

Kapas Cinta di Persahabatan eps. 6


Saat penguburan, keluargaku semua ikut kepemakaman. Tapi hanya aku saja yang tidak ikut.. Rina, Dian dan Adnan ikut ke tempat pemakaman. Yang dari tadi menjaga aku hanya Rifki. Dikamarku aku hanya bisa menangis dan sekali – kali menyesali yang terjadi, Rifki berusaha menenangkan aku. Tak lama kemudian, Sari datang.
“Monda,…”
“Sari…. “ jawabku sambil menangis lagi dan rapuh dipelukan Sari.
“Loe sama siapa kesini, Sar?” Tanya Rifki.
“Gue sama Dika kok. Monda sayang, gue turut berduka cita ya, maaf gue telat datang. Tadi gue baru sampai dari Malaysia Dika nyuruh gue ikut dia. Dan loe tau gak…..” pembicaraan Sari terputus ketika Dian dan Rina datang.
“Sari???” ucap Dian dan Rina secara serempak.
“Loe? Jadi selama ini loe sudah ham… Gila loe, Sar. Gue juga gak nyangka sama loe Monda. Wajah loe polos tapi penuh dengan dusta. Gue kira persahabatan kita ini tulus ternyata nggak” ucap Rina pedas. Sedangkan Dian hanya berlipat tangan.
“Gak!! Ini gak seperti yang loe bayangin Rina!! Gue yang nyuruh Monda tutup mulut dan yang gue anggep sahabat tuh hanya Monda. Loe lihat aja yang sekarang, apa loe mau nerima teman kayak gue? Gue rasa nggak? Karena gue hamil kan? Karena gue tahu loe pasti gak mau nerima gue lagi. Yang bisa nerima dan bantu gue selama ini hanya Monda. Loe? Apa? Hanya bisa menggunakan teman saat loe susah. Giliran temannya yang susah, loe pada ada dimana?” jawab Sari dengan penuh emosi. Dalam posisi kayak ini aku gak tahu harus bilang apa? Semua ternyata ambruk jadi satu. Apa mereka seegois ini? Aku lagi dilanda duka cita yang mendalam, mereka malahan bertengkar di depan aku. Rifki langsung mengambil tindakan.
“STOOOOPPPP!!!!! Eh, sekarang loe yang pada mikir ya. Apa pantes loe yang disebut sahabat? Loe kalau mau bertengkar lihat situasi donk!! Gak kayak gini!! Loe kan udah tahu Monda lagi duka cita!!!” teriak Rifki. Aku baru lihat Rifki marah kayak gimana. Tapi dia sangat menolongku.
“Rif, loe gak tahu apa – apa jadi gak usah ikut campur!!” jawab Dian lantang. Aku pun berdiri dan bermaksud melerai mereka, tapi lagi – lagi aku terjatuh dan pingsan. Rifki langsung mengangkatku. Situasi agak mendingan. Rina dan Dian duduk bersampingan. Sedangkan Sari, Dika, Adnan, dan Rifki duduk bersampingan. Rifki tampak gerah melihat ini semua. Sudah tiga jam Monda tak kunjung sadar. Rifki langsung membawa Monda ke RS. Swasta terdekat dari rumah Monda. Sahabat – sahabatnya ikut. Bunda yang baru pulang dari pemakaman langsung panik. Tapi Tante Sani melarangnya pergi karena kondisi bunda juga lagi drop.

1 komentar:

  1. aduh ternyata saya orang pertama yang kasih komentar ......
    ditunggu cerita selanjutnya :)

    BalasHapus